Bisnis.com, JAKARTA — PT Freeport Indonesia (PTFI) mencatat peningkatan produksi dan penjualan yang signifikan untuk tembaga dan emas dari Tambang Grasberg, Papua Tengah sepanjang semester I/2024
Lewat rilis Freeport-McMoran Inc. (FCX) untuk kinerja triwulan II/2024, PTFI mencatatkan produksi tembaga dan emas masing-masing di angka 932 juta pound dan 982.000 ounces.
Angka itu lebih tinggi masing-masing 26,8% dan 11,46% dibandingkan torehan penjualan tembaga dan emas pada periode yang sama tahun sebelumnya, di angka 735 juta pound dan 881.000 ounces.
Sementara itu, realisasi penjualan tembaga dan emas sepanjang semester I/2024 turut mengalami peningkatan signifikan, diiringi kenaikan realisasi rata-rata harga penjualan dibandingkan dengan semester sebelumnya.
Penjualan tembaga sepanjang semester I/2024 mencapai 830 juta pound dengan harga rata-rata di level US$4,23 per pound. Realisasi penjualan tembaga tersebut naik 42,12% dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 584 juta pound.
Sementara itu, penjualan emas mencapai 920.000 ounces, dengan harga rata-rata US$2.236 per ounces. Penjualan emas paruh pertama 2024 ini naik 21,37%.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, PTFI resmi mengoperasikan smelter tembaga barunya yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur.
Smelter tembaga dengan desain jalur tunggal (design single line) terbesar di dunia ini mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas input 1,7 juta ton konsentrat dan menghasilkan katoda tembaga 600.000-700.000 per tahun.
Peresmian pengoperasian smelter ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Suswantono, dan Presiden Direktur PTFI Tony Wenas.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi Freeport dapat menyelesaikan pembangunan smelternya dalam waktu 30 bulan sejak peletakkan batu pertama, sebagai komitmen pemenuhan kesepakatan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) yang diteken pada 2018 lalu.
“Alhamdulillah, ini bagian dari perjanjian IUPK dan hasilnya hari ini paling hebat karena kita lihat 3-4 tahun ke depan, tidak ada yang bisa mampu membangun smelter seperti ini di lahan 100 hektare di manapun. Kalaupun mereka berpikir sekarang itu masih 4-5 tahun ke depan baru bisa produksi,” kata Airlangga dalam acara peresmian operasi smelter Freeport, Kamis (27/6/2024).
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan, nilai investasi kumulatif untuk proyek yang menempati lahan 100 hektare di KEK JIIPE ini telah mencapai US$3,7 miliar atau sekitar Rp58 triliun.
Bersama dengan smelter yang dioperasikan PT Smelting, keduanya akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak per tahun.